DPRD KALIMANTAN TENGAHHEADLINE

Smelter Bauksit di Kotim Jadi Harapan Baru Hilirisasi Industri Tambang

70
×

Smelter Bauksit di Kotim Jadi Harapan Baru Hilirisasi Industri Tambang

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi II DPRD Kalteng, Sutik.

PALANGKA RAYA – Proyek pembangunan smelter bauksit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dinilai menjadi langkah strategis dalam memperkuat hilirisasi industri pertambangan di Kalimantan Tengah.

Anggota Komisi II DPRD Kalteng, Sutik, menegaskan bahwa investasi tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat dan diharapkan membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah.

Menurut Sutik, hingga kini belum ada laporan keberatan atau penolakan dari warga terkait rencana investasi tersebut.

Kondisi itu menunjukkan bahwa masyarakat cukup terbuka terhadap pembangunan smelter yang akan menjadi fasilitas pengolahan bauksit pertama di wilayah Kotim.

“Selama ini masyarakat belum ada yang menyampaikan penolakan. Artinya, mereka menerima dengan baik karena belum ada keluhan yang disampaikan,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).

Baca Juga  Kalteng Siap Jadi Lumbung Pangan Baru, Edy Pratowo: Kami Jawab Kepercayaan Pusat dengan Kerja Nyata

Politikus Partai Gerindra ini menilai, smelter bauksit merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dan investor dalam mewujudkan nilai tambah sumber daya alam di daerah.

Selama ini, sebagian besar hasil tambang di Kalteng masih dikirim ke luar daerah untuk diolah, sehingga manfaat ekonominya belum optimal dirasakan masyarakat.

“Kalau bauksit bisa diolah langsung di Kotim, nilai jualnya akan meningkat. Selain itu, masyarakat lokal juga bisa ikut terlibat dalam kegiatan industri, baik secara langsung maupun tidak langsung,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sutik menyebut kualitas bauksit di Kotawaringin Timur cukup baik dan berpotensi besar untuk dikembangkan.

Baca Juga  Pemkab Katingan dan PT HUI Bersinergi Hidupkan Kembali Industri Rotan Lokal

Dengan adanya fasilitas pengolahan, hasil tambang tidak hanya memberi pemasukan bagi daerah, tetapi juga membuka ruang bagi pertumbuhan usaha pendukung seperti transportasi, jasa, hingga penyedia bahan bangunan.

“Dengan adanya smelter, efek ganda ekonominya akan terasa luas. Banyak sektor bisa bergerak, masyarakat dapat peluang kerja, dan PAD (Pendapatan Asli Daerah) juga meningkat,” kata Sutik.

Ia pun mendorong agar pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap kelancaran investasi tersebut, baik dari sisi perizinan, infrastruktur pendukung, maupun kesiapan tenaga kerja lokal.

“Investasi seperti ini tidak datang setiap waktu. Karena itu, kita perlu menyambutnya dengan kesiapan, termasuk menyiapkan SDM lokal agar bisa ikut berperan,” tandasnya. (dd)​

Baca Juga  Aspirasi Warga Lada Mandala Jaya, Harapkan Bantuan Ternak dan Perbaikan Infrastruktur
+ posts