PALANGKARAYA – Kepala OJK Provinsi Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz mengatakan dampak perubahan iklim saat ini sudah mulai dirasakan masyarakat global di segala sektor, termasuk sektor ekonomi.
Hal itu disampaikannya disela kegiatan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bank Kalteng dengan USAID SEGAR, dalam rangka mengembangkan pembiayaan hijau (green financing) pada sektor kelapa sawit, beberapa waktu lalu, di ballroom Swiss-Belhotel Danum, Kota Palangkaraya.
“Dampak yang dirasakan, diantaranya yakni mengancam kesehatan lingkungan, juga dapat merugikan aset keuangan masyarakat,” kata Primandanu.
Primandanu juga mengatakan berdasarkan studi Asian Development Bank (ADB), bencana alam dapat mengurangi pertumbuhan PDB hingga 0,1% setiap tahunnya.
Selain itu, Bappenas memperkirakan Indonesia bisa kehilangan 0,66% – 3,45% dari PDB akibat risiko iklim.
“Maka dari itu, OJK mendukung Pemerintah dalam pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia atau sustainable development goals (SDGs) melalui penyusunan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) yang merupakan transformasi dari Taksonomi Hijau Indonesia Edisi 1.0,” ujarnya.
Ia menerangkan, TKBI yang dirancang sebagai klasifikasi aktivitas ekonomi yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. TKBI ini juga memperkenalkan klasifikasi hijau (Green) dan transisi (Transition).
Dimana, kegiatan ekonomi akan dikategorikan berdasarkan seberapa baik mereka mendukung mitigasi perubahan iklim, perlindungan ekosistem, serta transisi ke ekonomi sirkular.
“Aktivitas yang memenuhi kriteria Green yaitu yang secara aktif mendukung upaya global untuk menjaga kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C, sedangkan aktivitas “Transition” mencakup kegiatan yang masih perlu melakukan penyesuaian untuk mencapai standar yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Menurutnya, Keberadaan TKBI juga memberikan banyak manfaat, diantaranya meningkatkan reputasi Indonesia dalam upaya global mengatasi perubahan iklim, serta membuka lebih banyak peluang untuk menarik modal internasional dalam mendukung proyek-proyek berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi dengan USAID SEGAR untuk pengembangan pembiayaan hijau pada sektor kelapa sawit, Bank Kalteng mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan dan sosial, serta memberikan dampak yang positif bagi seluruh pemangku kepentingan,” tuturnya.
Dirinya berharap, dengan dilaksanakannya penandatanganan kerjasama antara Bank Kalteng dan USAID SEGAR menunjukkan Dewan Direksi berkomitmen untuk terus meningkatkan portofolio keuangan berkelanjutan ini hingga Rp5,86 triliun pada tahun 2027.
“Langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang Bank Kalteng untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan mencapai profitabilitas yang inklusif. Sebagai bagian dari Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan, Bank Kalteng akan fokus penyaluran pembiayaan berkelanjutan seperti pembiayaan UMKM dan pembiayaan Perkebunan Kelapa Sawit, yang merupakan sektor strategis dan unggulan bagi perekonomian Kalteng,” tukasnya. (ys)