PALANGKARAYA – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng, Primandanu Febryan Aziz turut menghadiri acara Penghargaan Desa Wisata Tingkat Provinsi Kalteng Tahun 2024, baru-baru ini.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng sebagai bentuk apresiasi terhadap desa-desa yang telah berprestasi dalam mengembangkan potensi desa wisata diwilayahnya.
Primandanu mengungkapkan, ada salah satu desa yang merupakan bagian dari program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI). Desa itu menjadi diantara desa menjadi pemenang lomba berdasarkan Kategori Wisata Buatan.
“Desa tersebut yakni Desa Lalang adapun wisata buatan yang ada di desa itu dan berhasil meraih penghargaan yakni Danau Limau. Desa ini yaitu bagian dari program Desa EKI,” ucap Primandanu.
Primandanu menjelaskan, Desa EKI merupakan program kolaborasi OJK bersama Bank Indonesia dan Lembaga Jasa Keuangan untuk menggali potensi yang dimiliki desa agar dapat meningkatkan nilai ekonomi melalui literasi dan inklusi keuangan.
Oleh karena itu, Primandanu menyebut OJK pastinya berkomitmen akan terus bersinergi dengan Desa Lalang maupun desa-desa wisata lainnya di Kalteng agar akses keuangan bisa mencapai ke masyarakat khususnya yang ada di desa secara menyeluruh.
“Khususnya di wilayah Kalteng kita ingin dan berharap akses keuangan bisa mencapai masyarakat di berbagai desa,” imbuhnya.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Disbudpar Kalteng, Adiah Chandra Sari mengatakan lomba desa wisata dimaksud untuk meningkatkan kemampuan desa agar bisa menjadi desa wisata unggulan.
“Dan desa dibentuk untuk memberdayakan masyarakat setempat agar dapat berperan dalam meningkatkan potensi pariwisata di wilayahnya yang memiliki tradisi, adat istiadat, seni, dan kerajinan khas yang dapat menarik wisatawan,” ujar Adiah.
Di sisi lain, Plt. Sekda Kalteng yang diwakili oleh Plh. Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Maskur menyebut adanya lomba desa wisata ini bertujuan untuk meningkatkan posisi peran masyarakat sebagai pelaku penting dalam pembangunan sektor Pariwisata.
“Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal itu sinergitas dan kolaborasi sangat diperlukan, melalui kemitraan yang dilaksanakan bersama pemangku kepentingan terkait dalam upaya meningkatkan kualitas perkembangan kepariwisataan di daerah guna mewujudkan nilai unsur sapta pesona yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan,” tandasnya. (*/dd)