PALANGKA RAYA – Kerusakan parah pada ruas jalan provinsi Amin Jaya–Rantau Pulut di Kabupaten Seruyan, Kalteng, membuat warga harus mengambil langkah darurat.
Masyarakat setempat terpaksa patungan untuk memperbaiki jalur utama tersebut karena belum kunjung mendapatkan perbaikan dari pemerintah provinsi.
Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Kalteng, Toga Hamonangan Nadeak, usai melaksanakan reses di wilayah Seruyan, belum lama ini.
Ia mengaku prihatin melihat warga harus mengumpulkan biaya sendiri untuk memperbaiki jalan yang sudah bertahun-tahun mengalami kerusakan.
“Sejak 2016 kondisinya rusak berat. Tidak ada perhatian dari pemerintah provinsi sampai sekarang. Jadi masyarakat terpaksa urunan, yang punya mobil Rp500 ribu, yang punya truk Rp1 juta,” kata Toga.
Toga menuturkan, langkah perbaikan yang dilakukan pemerintah provinsi sejauh ini hanya berupa pengaspalan tipis di titik tertentu sepanjang sekitar satu setengah kilometer.
Pekerjaan itu pun hanya dilakukan pada bagian jalan yang relatif datar, bukan pada spot yang paling membutuhkan perbaikan mendesak.
“Pengaspalan hanya satu setengah kilometer dan itu di bagian yang datar. Sementara titik yang paling rusak dibiarkan. Padahal masalahnya besar dan pemerintah seharusnya hadir,” ujarnya.
Selain itu, Toga juga menyoroti klaim Pemerintah Provinsi Kalteng yang menyatakan 87,33 persen jalan provinsi berada dalam kondisi mantap.
Menurutnya, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan temuan di lapangan.
“Angka 87,33 persen itu harus diuji lagi. Jalan seperti di Amin Jaya–Rantau Pulut ini apakah termasuk jalan mantap? Warga yang urunan memperbaiki, bukan pemerintah,” tegasnya.
Ia menambahkan, ruas tersebut memiliki peran penting sebagai jalur penghubung bagi warga Seruyan Tengah dan Seruyan Hulu.
Lebih jauh, jalan itu juga dapat menjadi akses tembus menuju Kalimantan Barat. Namun, perbaikannya justru belum masuk dalam rencana anggaran tahun 2026.
“Kondisinya dilematis. Masyarakat di pedalaman membutuhkan akses layak, tapi pemerintah belum menempatkan ini sebagai prioritas,” ucap Toga.
Warga, kata dia, kini bergantung pada gotong royong dan bantuan alat berat yang dipinjam dari perusahaan sekitar untuk menutup lubang dan meratakan bagian jalan yang rusak.
“Silakan lihat sendiri bagaimana warga harus bersusah payah melewati jalan itu setiap hari,” ujarnya.
Toga berharap pemerintah provinsi segera membuka mata dan memastikan pembangunan infrastruktur dilakukan secara merata hingga ke pelosok daerah.
“Masyarakat butuh kepastian bahwa pemerintah hadir. Perbaikan jalan ini sangat mendesak dan harus segera ditindaklanjuti,” tutupnya. (dd)










