PALANGKA RAYA – Fenomena seorang petani di Kabupaten Kapuas yang membuang hasil panen cabainya karena harga anjlok beberapa waktu lalu, mengundang perhatian publik.
Peristiwa itu menjadi gambaran nyata kekecewaan para petani terhadap rendahnya harga komoditas cabai yang membuat mereka merugi.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kalteng, Muhajirin menyebut, tindakan tersebut merupakan bentuk kekecewaan petani terhadap kondisi pasar yang tidak berpihak pada mereka.
Ia menilai pemerintah perlu turun tangan membantu para petani, terutama dalam hal pemasaran hasil pertanian.
“Pemerintah seharusnya memperhatikan hal ini, terutama membantu petani dalam memasarkan hasil panen cabai mereka agar tidak terus merugi,” ujar Muhajirin, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, anjloknya harga cabai kemungkinan besar disebabkan oleh panen serentak di berbagai daerah.
Ia mencontohkan, wilayah seperti Banjarmasin, Palangka Raya, dan daerah lainnya juga tengah memasuki masa panen, sehingga stok yang melimpah membuat harga turun drastis.
“Cabai itu sifatnya fluktuatif dan tidak bisa disimpan lama karena cepat busuk. Jadi, saat stok melimpah, otomatis harga jatuh,” jelasnya.
Sebagai solusi, Muhajirin menyarankan agar pola tanam cabai dilakukan secara bergantian di tiap wilayah untuk menghindari panen serentak. Dengan begitu, harga dapat lebih stabil dan petani bisa memperoleh keuntungan yang layak.
Namun demikian, ia tetap menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam melindungi petani dari kerugian akibat fluktuasi harga.
“Pemerintah wajib memberikan perhatian serius, agar kesejahteraan petani bisa terwujud,” tutup Muhajirin. (dd)
