PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalteng, Sengkon, mendorong pelaku ekonomi kreatif di daerah ini untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital sebagai strategi bersaing di pasar lokal maupun global.
Menurut Sengkon, kreativitas produk saja belum cukup tanpa didukung oleh pemasaran digital yang efektif dan berkelanjutan.
“Pelaku ekonomi kreatif di Kalteng tidak boleh berhenti mencari cara baru untuk menjangkau pasar. Di era digital saat ini, pemanfaatan platform digital menjadi keharusan karena dapat memperluas jangkauan hingga ke mancanegara,” ujar Sengkon, Rabu (28/5/2025).
Ia menambahkan bahwa pemasaran digital membuka peluang besar bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk dengan biaya lebih efisien.
Sengkon mencontohkan sejumlah pelaku usaha mikro di Pulau Jawa yang berhasil meningkatkan omzet hingga lebih dari 200 persen setelah beralih ke platform e-commerce dan memanfaatkan media sosial secara profesional.
“Model bisnis berbasis data seperti analisis tren konsumen dan optimalisasi SEO sangat membantu pelaku usaha memahami keinginan pasar. Ini bisa menjadi referensi bagi pelaku ekonomi kreatif di Kalteng,” jelasnya.
Untuk mempercepat transformasi digital di sektor ekonomi kreatif, Sengkon mendorong kolaborasi antarlembaga, termasuk Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian, serta lembaga pelatihan digital marketing.
Ia menyarankan penyelenggaraan workshop dan pendampingan secara langsung (hands-on) bagi para pelaku usaha lokal.
Meski demikian, ia mengakui masih terdapat tantangan serius, terutama dalam hal kesenjangan infrastruktur digital di wilayah pedalaman.
“Di beberapa kecamatan, bahkan jaringan seluler pun belum stabil. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, upaya digitalisasi tentu akan terhambat,” ujar Sengkon.
Ia pun meminta pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi seperti menara Base Transceiver Station (BTS) dan jaringan serat optik sebagai upaya mendasar untuk mengatasi ketimpangan konektivitas.
Selain infrastruktur, Sengkon menilai pentingnya program literasi digital berbasis desa guna memberdayakan masyarakat, termasuk pelaku UMKM tradisional, agar mampu mengoperasikan platform digital secara mandiri.
Dengan sinergi lintas sektor, ia optimistis ekonomi kreatif di Kalteng dapat berkembang lebih inklusif dan memiliki daya saing di pasar global.
“Transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak. Mari bersama-sama membangun ekosistem inovatif agar produk-produk unggulan Kalteng dikenal dan diminati di berbagai wilayah,” pungkasnya. (dd)