PALANGKARAYA – Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng, Muhammad Reza Prabowo mengatakan Pemprov Kalteng sangat mengapresiasi adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Dengan adanya program MBG ini, Reza berharap akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat terutama anak-anak sekolah yang ada di wilayah Bumi Tambun Bungai.
Menurutnya, meskipun Kalteng belum termasuk dalam 190 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) yang menjadi pilot project pertama, namun pihaknya akan mendukung dan siap mensukseskan program ini kedepan.
“Alhamdulillah, sejumlah satuan pendidikan di Kalteng sudah mulai melaksanakan program ini. Kami yakin program MBG ini dapat memberikan efek berantai positif bagi perekonomian, baik di desa maupun perkotaan,” ucapnya baru-baru ini.
Reza mengungkapkan, guna menduking program tersebut Pemprov Kalteng telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp485 miliar dalam APBD 2025.
Anggaran itu mencakup paket lengkap yang terdiri atas program MBG, sekolah gratis, dan kuliah gratis. Dari total anggaran ini, sekitar Rp200 miliar dialokasikan khusus untuk program MBG.
Akan tetapi, kata dia menambahkan untuk pelaksanaan program MBG saat ini masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat.
“Kita masih berkomunikasi dengan badan gizi nasional terkait teknis pelaksanaan, termasuk apakah anggaran ini akan digunakan untuk pembangunan SPPG baru, jasa katering, atau hal lainnya,” ujarnya.
Diungkapkannya juga bahwa, sejumlah wilayah di Kalteng seperti Palangka Raya, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Kapuas telah memulai rencana pembangunan terkait SPPG.
Dengan juknis yang jelas, program ini diharapkan berjalan sesuai aturan dan membawa manfaat optimal bagi masyarakat Kalteng.
“Mudah-mudahan sinergi antara pemerintah pusat dan provinsi dapat semakin menguat sehingga kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kalteng semakin meningkat,” harapnya.
Di sisi lain, mengenai sinergi antara Disdik dan sekolah hingga saat ini pelaksanaan kegiatan MBG dilakukan oleh badan gizi nasional melalui SPPG yang tersebar di kabupaten/kota.
Salah satu SPPG yang sudah berjalan yaitu SPPG Bukit Kenanga, yang melayani sekitar 3.039 siswa dari 3 TK/RA, 9 SD, 2 SMP, dan 2 SMA. Sedangkan, Disdik hanya dilibatkan dalam penyiapan calon penerima manfaat, seperti menentukan sekolah-sekolah terdekat dengan SPPG.
Reza menjelaskan, sekarang ini untuk kapasitas satu SPPG yaitu melayanai sekitar 3.000–4.000 siswa, dan hal itu pastinya menjadi tantangan tersendiri. Sedangkan, guna mengakomodasi sekolah yang belum terjangkau, seperti SMA Negeri 5 (SMA 5 Plus) dengan jumlah siswa lebih dari 1.000, diperlukan pembangunan SPPG baru.
“Terkait hal ini, jami sudah mengusulkan ke badan gizi nasional, tetapi eksekusinya masih menunggu kolaborasi lebih lanjut dari SPPG dan badan gizi nasional. Semoga saja bisa direalisasi,” tutupnya. (*/dd)