PALANGKARAYA — Upaya menekan angka stunting di Kalimantan Tengah terus digiatkan berbagai pihak, tak terkecuali kalangan akademisi dari Universitas Palangka Raya (UPR). Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Tim PkM Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UPR menyelenggarakan pelatihan bertema “Diversifikasi Pangan Olahan Ikan sebagai Upaya Meningkatkan Gizi Anak dan Pencegahan Stunting” di Kelurahan Pahandut, Minggu, 19 Oktober 2025 lalu.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret perguruan tinggi dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam membangun generasi sehat dan cerdas.
Tim yang dipimpin Nadya Grestyana, S.Sos., M.Si., beranggotakan Gradila Apriani, S.T., M.Si.; Subhan Ilham Thareq, S.I.P., M.P.A.; Iin Aprillina, S.Sos., M.AP.; serta mahasiswa FISIP UPR, yakni Khairunnisa Nor’Aini, Maulida Hardiyanti Rusmanda, Novi Nur Aeni, Muhamad Risky Hidayat, dan Tio Palentino.
Sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pelatihan ini berfokus pada edukasi gizi serta keterampilan mengolah ikan lokal menjadi makanan bergizi tinggi yang disukai anak-anak.
Sebanyak 20 ibu rumah tangga dari RT 01 Pelabuhan Rambang mengikuti pelatihan tersebut. Mereka mempraktikkan cara membuat olahan dimsum dan nugget berbahan dasar ikan lokal yang mudah diterapkan dalam keseharian.
Ketua Tim PkM, Nadya Grestyana, menyampaikan bahwa masyarakat perlu mengubah cara pandang terhadap ikan. Menurutnya, ikan bukan hanya lauk pauk biasa, tetapi juga sumber inovasi pangan yang bernilai gizi tinggi.
“Ikan merupakan sumber protein hewani yang melimpah di Kalimantan Tengah. Melalui pelatihan ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih kreatif mengolah ikan agar disukai anak-anak dan menjadi bagian dari kebiasaan makan sehat keluarga,” ujar Nadya, Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang berbagi resep, melainkan sarana membuka wawasan masyarakat tentang pentingnya konsumsi bergizi seimbang.
Selain menambah pengetahuan gizi, para peserta juga dibekali keterampilan untuk mengembangkan usaha kecil berbasis kuliner ikan. Hal ini diharapkan mampu menciptakan nilai ekonomi baru di tingkat rumah tangga.
Antusiasme peserta pun mendapat apresiasi dari tim pelaksana. Suasana pelatihan berlangsung interaktif dan penuh semangat kekeluargaan.
“Yang terpenting adalah keberlanjutan dan kesadaran bersama untuk hidup sehat melalui pangan lokal yang bergizi dan mudah dijangkau,” tandas Nadya. (Red/Adv)










