HEADLINEPARIWISATAPEMPROV KALIMANTAN TENGAH

Di Balik Permainan Besei Kambe, Tersimpan Kisah Warisan dan Harapan

70
×

Di Balik Permainan Besei Kambe, Tersimpan Kisah Warisan dan Harapan

Sebarkan artikel ini
FOTO Ist.: Suasana lomba Besei Kambe di tepian Sungai Kahayan, Palangka Raya.

PALANGKARAYA – Di tengah gemuruh festival budaya, Besei Kambe menyimpan cerita lebih dari sekadar olahraga. Di bawah Jembatan Kahayan, setiap dayung yang beradu dan tarikan perahu menjadi simbol perjuangan menjaga tradisi leluhur yang semakin langka.

Selasa (20/5/2025), 11 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah bertarung dengan penuh semangat. Dua orang dalam satu perahu, saling mendayung berlawanan arah, menguji kekuatan fisik dan mental, sekaligus menghidupkan budaya Dayak di tepian Sungai Kahayan.

Baca Juga  Pelepasliaran Orang Utan di Palangkaraya Perkuat Komitmen Konservasi

Agung Catur Prabowo, Plt Sekretaris Disbudpar Kalteng, menegaskan lomba ini menjadi pengganti parade perahu hias yang ditiadakan tahun ini. “Besei Kambe adalah atraksi tradisional yang memperkaya FBIM dan daya tarik wisata,” ujarnya.

R. Jimmy Gara menuturkan bagaimana perlombaan ini menjadi ruang belajar bagi pelajar untuk memahami keunikan budaya lokal. “Kami ingin tradisi ini lestari, dan suatu hari bisa dikenal lebih luas,” katanya penuh semangat.

Baca Juga  Gubernur Agustiar Pimpin Penebaran Ikan di Danau Tahai

Muhammad Fadli dari Kapuas berbagi harapannya, “Kami ingin yang muda-muda meneruskan tradisi ini. Ini bukan hanya permainan, tapi identitas kami yang harus dipertahankan.”

Lomba Besei Kambe bukan sekadar adu fisik, tapi juga ikatan emosional yang mengalir bersama arus sungai. Kemenangan bagi mereka adalah kebanggaan menghidupkan tradisi.

Juara putra diraih Katingan, juara putri dimenangkan Palangka Raya. Sementara Lamandau dan Kotawaringin Barat juga berprestasi di podium. (Red/Adv)

Baca Juga  Adat Tampung Tawar Sambut Zulkifli Hasan di Kalteng
+ posts