JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan tekad memperkuat Pasar Modal Indonesia sebagai pilar pembiayaan pembangunan nasional, guna mendorong kemandirian, memperkuat kedaulatan ekonomi, dan mempercepat langkah menuju perekonomian modern yang sejahtera.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada Peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia yang mengangkat tema “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama” di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/08/2025).
“Tema ini menegaskan komitmen kita mendukung program Asta Cita pemerintah melalui penguatan fungsi pasar modal dalam mendorong kemandirian ekonomi yang membuka akses kepada masyarakat luas, memperkuat kedaulatan ekonomi nasional, serta mempercepat transformasi menuju ekonomi Indonesia yang sejahtera, maju, dan modern. Tema ini juga sejalan dengan tema hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini, bersatu berdaulat rakyat sejahtera, Indonesia maju,” kata Mahendra.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Semester 1 tahun 2025 mencapai 5,12 persen (yoy), menjadi bukti kokohnya fondasi ekonomi nasional, di mana pasar modal berperan penting dalam menjaga stabilitas.
“Meskipun pada kuartal kedua dan awal tahun ini pasar modal menghadapi tekanan, kita tetap mampu menunjukkan ketahanan dan adaptasi yang baik. Hal ini menjadi bukti infrastruktur pasar modal semakin siap menghadapi gejolak eksternal,” ujarnya.
Per 8 Agustus 2025, IHSG mencatat posisi 7.533,39 atau naik 6,41 persen (ytd), sementara kapitalisasi pasar tumbuh 9,88 persen menjadi Rp13.555 triliun. Pasar surat utang juga naik, dengan ICBI menguat 7,42 persen menjadi 421,81.
Penghimpunan dana penawaran umum mencapai Rp144,78 triliun dengan 128 pernyataan pendaftaran efektif dari OJK, termasuk 16 emiten baru. Pembiayaan UMKM melalui SCF mencapai Rp1,64 triliun dari 876 UKM.
Jumlah investor mencapai 17,57 juta atau naik 18,15 persen (ytd), mayoritas berusia di bawah 30 tahun. Pasar Modal Syariah juga mencatat pertumbuhan signifikan, dengan ISSI menguat 17,96 persen dan kapitalisasi syariah naik 24,33 persen menjadi Rp8.485,79 triliun.
OJK juga mendapat pengakuan internasional di ASEAN Corporate Governance Conference & Awards 2025, mencatat kenaikan skor 9 persen tertinggi di ASEAN, dengan empat emiten masuk Top 50 ASEAN.
“Dengan kebersamaan seluruh pihak, kita akan wujudkan pasar modal yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing global,” tandas Mahendra. (Red/Adv)