BANTEN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa Indonesia Pension Fund Summit (IPFS) 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem dan reformasi sistem dana pensiun nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa stabilitas sektor keuangan menjadi prioritas di tengah tantangan global.
“OJK terus memperkuat pengawasan, memperdalam pasar keuangan domestik, dan memastikan peran aktif sektor keuangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).
Mahendra menegaskan, industri dana pensiun memiliki posisi strategis dalam menopang ketahanan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat di masa tua.
Hingga Agustus 2025, total aset dana pensiun tercatat mencapai Rp1.593,18 triliun dengan peserta mencapai 29,09 juta orang.
“Pertumbuhan ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan publik terhadap sektor dana pensiun,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ogi Prastomiyono menekankan IPFS sebagai forum nasional yang membangun sinergi antara regulator, pelaku industri, dan akademisi.
“Pembangunan sistem pensiun adalah investasi sosial untuk masa depan bangsa,” ucapnya.
Kementerian Keuangan, melalui Ihda Muktiyanto, turut menegaskan pentingnya reformasi sistem pensiun untuk menjawab tantangan demografi dan memperluas kepesertaan.
Reformasi itu, kata Ihda, difokuskan pada perluasan skema fleksibel, penguatan tata kelola investasi, dan harmonisasi program pensiun nasional.
Acara IPFS juga dihadiri perwakilan Pemerintah Australia dan Swiss yang memberikan dukungan terhadap transformasi sistem pensiun Indonesia.
“Kolaborasi global ini membuktikan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat,” tandas Mahendra. (Red/Adv)
