PALANGKA RAYA — Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 yang digelar oleh KPwBI Kalteng pada Rabu (30/4/2025) malam di Aula Lantai 4 Gedung BI mengangkat isu ketahanan pangan sebagai agenda prioritas. Tema “Batang Gawi, Bersama Pertanian Kalteng Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional” menjadi sorotan dalam kegiatan tersebut.
Kepala Perwakilan BI Kalteng, Yuliansah Andrias menyampaikan bahwa tantangan global telah memengaruhi perlambatan ekonomi di Kalimantan Tengah. Penurunan ekspor dan melemahnya konstruksi menjadi faktor utama yang memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi tahun 2025.
“Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada 2025 diperkirakan melambat, terutama akibat penurunan ekspor dan perlambatan di sektor konstruksi,” ucapnya, Rabu (30/4/2025).
Ia mengatakan bahwa inflasi diperkirakan akan naik namun tetap terjaga dalam rentang target nasional 2,5 ± 1 persen. Peningkatan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai menjadi faktor pemicu, seiring kondisi global yang tidak stabil.
Menurutnya, salah satu solusi utama dalam meredam tekanan inflasi adalah dengan menjaga ketersediaan bahan pangan. Untuk itu, BI mendorong penguatan sektor pertanian sebagai fondasi utama dalam kebijakan ekonomi daerah.
Tak hanya itu, Yuliansah juga menekankan bahwa pengembangan industri hilir dan kawasan industri menjadi strategi penting dalam memperluas sumber pertumbuhan baru. Hal tersebut dinilai sejalan dengan kebutuhan jangka panjang daerah untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.
“Agar sektor ini tumbuh optimal, perlu penguatan iklim investasi, penyempurnaan regulasi, dan pembangunan infrastruktur pendukung,” tuturnya.
Ia menyampaikan keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di angka 5,75 persen, serta menguatkan kebijakan insentif likuiditas untuk sektor prioritas, termasuk UMKM dan pertanian. Hal itu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global.
“Digitalisasi sistem pembayaran juga diperluas sebagai bagian dari strategi memperluas inklusi keuangan dan pemulihan ekonomi daerah,” tandas Yuliansah. (Red/Adv)