DISKOMINFOSTANDI KABUPATEN KATINGANPEMKAB KATINGAN

Kolaborasi Katingan–Kanada Dorong Rotan Lokal ke Pasar Global, Perempuan Jadi Motor Utama

30
×

Kolaborasi Katingan–Kanada Dorong Rotan Lokal ke Pasar Global, Perempuan Jadi Motor Utama

Sebarkan artikel ini
Bupati Katingan, Saiful menghadiri Launching Produk Kerajinan Rotan Berorientasi Ekspor Kabupaten Katingan Tahun 2025.

KASONGAN – Angin perubahan berhembus dari tepian Sungai Katingan. Di balik riuh suara alat anyaman dan tumpukan rotan di bengkel kerja sederhana, kini tumbuh optimisme baru.

Rotan khas Katingan yang dahulu hanya mengisi pasar lokal, kini siap melangkah ke panggung internasional berkat kemitraan strategis antara Pemerintah Kabupaten Katingan, PT Harmoni Usaha Indonesia (HUI), dan Kedutaan Besar Kanada.

Peluncuran produk kerajinan rotan berorientasi ekspor yang digelar di Komplek UPT Rotan dan Kayu Hampangen, pada Rabu (8/10/2025), menandai babak baru kebangkitan industri kreatif berbasis sumber daya alam berkelanjutan.

Tak hanya menjadi peluang ekonomi, program ini juga membawa pesan kuat tentang kesetaraan, pemberdayaan, dan keberlanjutan lingkungan.

Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Katingan menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen perajin rotan di daerah ini adalah perempuan.

Mereka selama ini bekerja dalam keterbatasan, menjual hasil karya dengan harga rendah, dan jarang mengetahui ke mana produk mereka dijual. Melalui program kemitraan ini, pola lama itu mulai berubah.

Baca Juga  Rotan Katingan Tembus Pasar Ekspor, Pemkab Dorong Kebangkitan UMKM Daerah

Para perajin kini mendapatkan pelatihan intensif yang mencakup teknik anyaman modern, desain inovatif, manajemen usaha kecil, hingga literasi digital dan standar mutu ekspor.

Semua proses ini didampingi langsung oleh tenaga ahli dari PT HUI serta konsultan perdagangan internasional yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kanada.

“Pelatihan ini membuka mata kami. Sekarang kami tahu bagaimana menilai produk kami sendiri dan berani menentukan harga yang layak,” ujar Vina (42), salah satu perajin dari Kelurahan Kasongan Lama.

Ia kini dipercaya memimpin kelompok perempuan perajin di desanya dan menjadi penghubung dengan pihak perusahaan.

Bupati Katingan, Saiful, dalam sambutannya menegaskan bahwa arah pembangunan ekonomi daerah bukan hanya tentang ekspor atau investasi, tetapi tentang peningkatan taraf hidup masyarakat.

“Kami ingin perubahan ini dirasakan langsung oleh keluarga perajin. Jika ekonomi rumah tangga mereka lebih stabil, itu berarti tujuan pembangunan kita tercapai,” ujarnya.

Pemerintah daerah berencana memperluas fasilitas pengolahan rotan ramah lingkungan di berbagai kecamatan, lengkap dengan unit pengeringan dan pewarnaan alami.

Baca Juga  Dedikasi Bidan Jadi Kunci Sukses Katingan Wujudkan Generasi Sehat

Selain itu, program budi daya rotan lestari juga terus digencarkan di 62 desa potensial dengan melibatkan kelompok tani dan perempuan pengelola kebun rotan. Langkah ini diharapkan mampu menjaga pasokan bahan baku sekaligus mendukung pelestarian hutan.

Sementara itu, dukungan dari Kedutaan Besar Kanada tidak hanya berupa dana, tetapi juga pendampingan teknis dalam penerapan prinsip perdagangan berkeadilan (fair trade) dan ekonomi sirkular.

Pendekatan ini memastikan bahwa setiap produk rotan Katingan memiliki nilai tambah yang diakui di pasar global, dengan sertifikasi keberlanjutan yang menjadi tiket masuk ke pasar Eropa dan Amerika Utara.

Perempuan kini tidak lagi hanya berperan di balik meja anyaman, melainkan juga tampil di garda depan promosi. Beberapa di antaranya telah mengikuti pameran virtual internasional, mempresentasikan produk mereka, hingga ikut dalam proses negosiasi harga melalui platform daring yang difasilitasi mitra usaha.

Baca Juga  Pemkab Katingan Siapkan Konsep Laboratorium Alam, Dorong Riset dan Inovasi Pendidikan

Program kolaborasi ini membawa dampak berlapis: memperkuat ekonomi rumah tangga, membuka akses pasar global, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Di tengah dunia yang kian kompetitif, Katingan menunjukkan bahwa nilai tradisional dan keberlanjutan dapat berjalan seiring dalam pembangunan modern.

Dari tangan-tangan perempuan desa, sehelai rotan kini bercerita tentang kemandirian, keberanian, dan masa depan yang lebih cerah. Setiap anyaman bukan hanya karya, melainkan simbol kebangkitan daerah yang percaya pada potensi warganya sendiri. (red/adv)​

+ posts