PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Perikanan kembali melaksanakan program restocking benih ikan lokal sebagai upaya menjaga keseimbangan populasi ikan di perairan umum Danau Rigei, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu. Program ini menjadi salah satu strategi penting dalam memperbaiki kondisi perikanan tangkap yang beberapa tahun belakangan mengalami penurunan produktivitas.
Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya, Indriarti Ritadewi menyampaikan bahwa restocking bukan sekadar kegiatan rutin pemerintah, tetapi merupakan intervensi ekologis yang dirancang untuk memastikan sumber daya perikanan tetap berkelanjutan. Ia menilai penurunan populasi ikan lokal tidak boleh dibiarkan karena dapat memengaruhi ekosistem dan pendapatan nelayan.
“Program restocking ini bukan hanya soal menebar benih, tetapi memastikan keberlanjutan sumber daya perikanan untuk masyarakat kita. Perairan yang sehat akan memberikan hasil yang baik bagi nelayan,” ujarnya, baru-baru ini.
Pada kegiatan tersebut, sebanyak 114.086 ekor benih ikan lokal ditebar ke Danau Rigei. Jumlah tersebut terdiri dari 100.000 ekor bantuan dari BPBAT Mandiangin dan 14.086 ekor yang berasal dari APBD Dinas Perikanan Kota Palangka Raya. Penebaran ini dipandang sebagai langkah pelestarian populasi ikan lokal yang semakin tertekan oleh penangkapan berlebih.
Menurut Indriarti, sebagian perairan di Kecamatan Bukit Batu mengalami penurunan hasil tangkapan, sehingga restocking menjadi solusi untuk mendorong pemulihan populasi. Ia juga menekankan bahwa ekosistem yang seimbang akan memberi manfaat langsung kepada nelayan, terutama mereka yang bergantung sepenuhnya pada hasil tangkapan harian.
Selain dari sisi ekologi, restocking juga berhubungan erat dengan perekonomian daerah. Ketersediaan ikan lokal yang stabil akan mendukung UMKM sektor olahan ikan yang membutuhkan bahan baku berkualitas. Keberlanjutan rantai pasok ini menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi kerakyatan.
“Restocking ini juga bagian dari menjaga ketahanan pangan. Jika produksi ikan naik, maka masyarakat mendapatkan gizi yang baik dan nelayan memperoleh tambahan pendapatan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kesuksesan program ini membutuhkan partisipasi masyarakat. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Keterlibatan warga dalam menjaga perairan dari kegiatan penangkapan ilegal sangat menentukan keberhasilan benih ikan untuk tumbuh dan berkembang.
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar dalam menjaga populasi ikan lokal adalah maraknya praktik penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Jika tidak diawasi, tindakan tersebut akan merusak ekosistem dan menghambat upaya pemulihan yang sedang dilakukan pemerintah.
“Kami berharap masyarakat ikut menjaga agar benih yang ditebar hari ini dapat menjadi stok ikan yang melimpah di masa depan,” pungkasnya.
Pemerintah Kota Palangka Raya menaruh harapan besar terhadap hasil restocking ini agar dapat memulihkan kondisi ekosistem Danau Rigei sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, sektor perikanan di Bukit Batu diharapkan tumbuh lebih kuat, berkelanjutan, dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal.
“Ini ikhtiar bersama untuk kesejahteraan perikanan kita,” tandas Indriarti. (Red/Adv)










