HEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYA

Galungan Kuningan Menjadi Titik Refleksi Spiritual Umat Hindu

15
×

Galungan Kuningan Menjadi Titik Refleksi Spiritual Umat Hindu

Sebarkan artikel ini

PALANGKA RAYA – Pura Pitamaha di Jalan Kinibalu, Kota Palangka Raya, kembali menjadi pusat aktivitas keagamaan umat Hindu yang memperingati Hari Raya Galungan dan Kuningan pada Rabu (19/11/2025). Sejak pagi hari, aliran umat tampak tidak pernah putus, mengenakan busana sembahyang, membawa banten, dan menyatu dalam kekhidmatan. Nuansa sakral tampak terasa kuat, ditandai dengan lantunan doa yang mengalun di tengah suasana yang damai.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Tengah, I Wayan Suata, menyebutkan bahwa Galungan dan Kuningan merupakan dua momentum penting yang memiliki nilai filosofis tinggi bagi umat Hindu. Menurutnya, perayaan yang berulang setiap 210 hari tersebut mengingatkan umat untuk terus menegakkan dharma dan memaknai perjalanan spiritualnya di tengah dinamika kehidupan.

Baca Juga  TPAKD Kalteng Mantapkan Kolaborasi untuk Akselerasi Ekonomi Daerah

“Galungan dan Kuningan adalah hari penuh makna. Umat diajak merenungkan nilai-nilai kebaikan serta memperbaiki kualitas diri. Semoga momentum ini menguatkan kebersamaan dan semangat melayani masyarakat,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).

Upacara yang dipimpin pemangku adat berlangsung tertib dan penuh kesyahduan. Umat mengikuti setiap tahapan ritual sebagai bentuk ketulusan dalam mempersembahkan doa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ritual tersebut membangkitkan kesadaran umat akan pentingnya hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta serta penghormatan kepada leluhur yang telah memberikan bimbingan.

Makna Galungan sebagai kemenangan dharma atas adharma menjadi nilai inti yang terus dipegang umat Hindu. Kemenangan kebaikan atas keburukan tersebut bukan hanya menjadi makna ritual, namun juga sebuah pengingat moral bagi umat untuk terus memperbaiki diri dan menjaga keseimbangan hidup. Pada hari tersebut, umat memaknai turunnya Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta para leluhur sebagai berkah bagi kehidupan.

Baca Juga  Barito Utara Perkuat Layanan Kesehatan Bagi Masyarakat

“Sementara itu, sepuluh hari setelah Galungan, umat kembali memperingati Kuningan sebagai penutup rangkaian perayaan. Hari tersebut dimaknai sebagai momen kembalinya para leluhur ke Swarga (surga), dan umat memberikan persembahan sebagai ungkapan syukur serta permohonan keselamatan,” jelasnya.

Suasana kebersamaan tampak begitu nyata sepanjang perayaan. Umat bergotong royong menyiapkan sarana upacara, saling membantu dalam persiapan banten, serta menjaga ketertiban selama prosesi berlangsung. Bagi I Wayan Suata, kebersamaan ini mencerminkan nilai luhur dharma yang harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ia berharap agar umat Hindu di Palangka Raya dapat menjadikan Galungan dan Kuningan sebagai titik refleksi untuk terus meningkatkan kualitas hidup. Nilai spiritual yang diwariskan dalam perayaan tersebut diharapkan mampu memperkuat hubungan antarumat serta menciptakan suasana masyarakat yang harmonis, damai, dan saling menghargai.

Baca Juga  Pemkab Barito Utara Gelar Seminar Perkuat Literasi Al-Qur’an

“Perayaan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kebaikan, menebar kedamaian, dan menghormati jasa para leluhur yang telah membimbing umat menuju jalan kebenaran,” tandas Wayan. (Red/Adv)

+ posts