JAKARTA – Perubahan perilaku investor menjadi salah satu dinamika utama yang mencuri perhatian dalam penyelenggaraan CEO Networking 2025 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO). Acara yang diikuti ratusan pimpinan industri pasar modal ini berlangsung di Jakarta dengan fokus membahas strategi industri menghadapi perubahan global, Selasa (18/11/2025).
Kegiatan tahunan tersebut menjadi ajang bertukar pandangan antar regulator, pelaku pasar, serta pemimpin industri keuangan mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi pasar modal Indonesia. Diskusi berlangsung intens terkait kondisi pasar saham yang semakin dinamis dan beragam.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan bahwa perubahan perilaku investor bukan sekadar tren, tetapi menunjukkan dinamika baru dalam pasar saham Indonesia. Ia menyebut bahwa preferensi investor terhadap jenis saham tertentu mengalami pergeseran signifikan dalam beberapa periode terakhir.
Menurut Iman, kondisi tersebut menggambarkan pasar yang semakin berkembang dan memberikan peluang lebih besar bagi emiten untuk mendapatkan perhatian investor baru. Namun, ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan agar dinamika tersebut tetap berada dalam koridor yang sehat.
“Perubahan ini menunjukkan pasar semakin beragam dan dinamis dengan peluang yang lebih luas sebagai emiten untuk mendapatkan exposure dan minat investor baru. Likuidasi saham emiten perlu dijaga dalam rangka menjaga kepercayaan pasar dan investor,” ujar Iman. Selasa (18/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa BEI terus mendorong partisipasi emiten dalam Program Liquidity Provider, sebuah program strategis yang dirancang untuk menjaga likuiditas saham dan memastikan aktivitas perdagangan tetap optimal. Menurutnya, program tersebut menjadi salah satu sarana penting bagi emiten agar sahamnya tetap aktif dan dipercaya investor.
“Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong partisipasi emiten dalam Program Liquidity Provider, sebuah inisiatif yang membantu meningkatkan aktivitas perdagangan dan mendukung valuasi yang lebih wajar. Dengan meningkatnya minat investor ke saham-saham di luar indeks utama, Program Liquidity Provider menjadi sarana penting agar saham emiten tetap aktif diperdagangan, dipercaya investor, dan memiliki nilai yang optimal di pasar,” kata Iman.
BEI, lanjutnya, juga memiliki komitmen besar untuk membangun Pasar Modal Indonesia yang inovatif, transparan, inklusif, dan terhubung secara global. Salah satu target besar yang dicanangkan adalah menjadikan BEI masuk dalam jajaran Top 10 Bursa Dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Iman menegaskan bahwa pencapaian tersebut memerlukan sinergi kuat seluruh pemangku kepentingan, baik regulator, pelaku industri, maupun investor. Ia juga menyoroti pentingnya literasi keuangan dan edukasi investor sebagai bagian dari upaya memperkuat pasar modal yang berkelanjutan.
Selain itu, CEO Networking 2025 juga menghadirkan pembicara dari berbagai bidang, termasuk perwakilan kementerian dan perusahaan besar yang membahas strategi global trade dan ketahanan industri. Seluruh peserta sepakat bahwa pasar modal harus terus beradaptasi terhadap gejolak global dan perubahan perilaku investor.
“Kami percaya bahwa sinergi, inovasi, dan transparansi akan menjadi fondasi penting dalam memperkuat pasar modal Indonesia di masa depan,” tandas Iman. (Red/Adv)










