HEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYA

Riset Berbasis Budaya Dayak Antar Siswa Palangka Raya Raih Medali Emas

11
×

Riset Berbasis Budaya Dayak Antar Siswa Palangka Raya Raih Medali Emas

Sebarkan artikel ini

PALANGKA RAYA – Prestasi membanggakan kembali dicetak pelajar Kota Palangka Raya melalui kompetisi International Science and Invention Fair (ISIF) 2025 yang diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Lima pelajar dari SMPN 3 Palangka Raya dan SMPIT Al Ghazali Palangka Raya sukses meraih medali emas dalam ajang bergengsi tersebut.

Kelima pelajar itu terdiri atas David Jesse Manuah Patianom, Alvayanie Kaha’I, Angelica Chalista Hakim, Jihan Khansa Adzkiya Helga, dan Yoceline Panatau Halim. Mereka tampil sebagai tim solid yang membawa konsep riset berbasis kearifan lokal.

Penelitian mereka bertajuk ‘KASSAI : Adaption of Dayak Tribe Folklore about Utilization of Eggshell as a Body Scrub’. Berangkat dari cerita rakyat Dayak mengenai pemanfaatan bahan alami, para siswa mengembangkan ide penggunaan limbah kulit telur sebagai produk perawatan kulit.

Baca Juga  Barito Utara Tampilkan Kesiapan Total Sambut Kafilah MTQH

Inovasi tersebut dinilai memiliki nilai ilmiah sekaligus budaya yang kuat. Hal inilah yang mengantarkan mereka memperoleh gold medal dalam kategori social science.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani menyampaikan apresiasi tinggi kepada para pelajar atas pencapaian tersebut.

“Saya sangat mengapresiasi berkat perjuangan mereka dan penelitian yang dilakukan mendapatkan medali emas mengalahkan beberapa kandidat dari sekolah lain dari beberapa negara,” ujarnya, baru-baru ini.

Jayani mengatakan prestasi ini menjadi bukti bahwa budaya lokal dapat menjadi sumber inspirasi penelitian yang relevan dan bermanfaat. Menurutnya, pelajar Palangka Raya telah menunjukkan kreativitas dengan mengolah unsur tradisional menjadi inovasi modern.

Baca Juga  GOW Barito Utara Gelar Musda Susun Arah Kebijakan Lima Tahun

Ia berharap prestasi ini menjadi dorongan bagi siswa lainnya untuk melakukan penelitian sederhana yang berangkat dari hal-hal di sekitar mereka. Lingkungan sosial, budaya, dan kebiasaan masyarakat Dayak dianggap sebagai sumber riset yang sangat potensial.

Lebih lanjut, Jayani menekankan pentingnya eksplorasi terhadap pengetahuan tradisional, termasuk obat-obatan herbal dan praktik perawatan tubuh yang diwariskan leluhur.

“Karena banyak sekali kita jumpai obat-obatan tradisional dari warisan nenek moyang kita yang masih perlu kita kaji dan perdalam dalam penelitian untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Apalagi penelitian mereka ini menjadikan bekas kulit telur menjadi bahan untuk perawatan kulit,” sebutnya.

Baca Juga  Keakraban Kafilah Warnai Pembukaan MTQH XXXIII di Muara Teweh

Ia menegaskan komitmen Dinas Pendidikan dalam mendukung pembinaan prestasi siswa, khususnya dalam bidang penelitian dan inovasi.

“Semoga makin banyak pelajar kita yang berani meneliti hal-hal sederhana yang dekat dengan kehidupan masyarakat,” tandas Jayani. (Red/Adv)

+ posts