SURABAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bank Indonesia mendorong generasi muda menjadi garda depan literasi keuangan digital yang etis dan berdaya saing.
Pesan tersebut disampaikan Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Bank Indonesia, Juda Agung, dalam kegiatan OJK Mengajar bertema “Inovasi Digital di Sektor Keuangan Indonesia: Mendorong Inovasi dan Mitigasi Risiko” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, baru-baru ini.
Menurut Juda, transformasi digital yang pesat telah mengubah cara masyarakat mengakses layanan keuangan. Kini, masyarakat dapat menikmati kemudahan transaksi dan layanan finansial hanya melalui gawai mereka.
“Jumlah handphone yang dimiliki 125 persen dari penduduk Indonesia, screen time orang Indonesia ternyata 7 jam, sehingga tidak heran, begitu kita adopsi transaksi digital, itu tumbuhnya sangat cepat sekali,” ujarnya.
Juda menyebut Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan digitalisasi tercepat di dunia, didukung oleh karakter masyarakat yang terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru.
Kemajuan ini membawa dampak positif bagi perluasan inklusi keuangan, terutama bagi pelaku UMKM, generasi muda, serta masyarakat di daerah yang selama ini sulit menjangkau layanan perbankan konvensional.
Namun demikian, seiring meningkatnya aktivitas digital, risiko kejahatan siber dan penipuan daring juga makin kompleks. Karena itu, literasi keuangan digital menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, khususnya kalangan muda.
OJK bersama Bank Indonesia terus memperkuat sistem keamanan keuangan digital melalui pengawasan dan regulasi yang adaptif. Pemanfaatan artificial intelligence dan machine learning juga dilakukan untuk meningkatkan deteksi dini terhadap potensi kejahatan digital.
“Selain membangun sistem, kita juga membangun kesadaran dan tanggung jawab bersama. Ekosistem digital hanya akan kuat bila semua pihak berperan aktif menjaga integritasnya,” kata Juda.
Melalui forum OJK Mengajar yang dihadiri Rektor ITS Prof. Bambang Pramujati serta ratusan mahasiswa, OJK mengajak kampus menjadi mitra strategis dalam memperkuat budaya literasi digital nasional.
“Mahasiswa dan civitas akademika adalah motor utama perubahan. Mereka perlu memahami risiko dan potensi besar dari digitalisasi keuangan,” imbuhnya.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-14 OJK, sebagai wujud nyata kolaborasi regulator dengan dunia pendidikan.
“Kami ingin mencetak generasi muda yang melek digital dan bijak finansial,” tandas Juda. (Red/Adv)










