PALANGKARAYA – Tantangan dan peluang kependudukan di Kalimantan Tengah mulai dijawab secara konkret. Pemerintah Provinsi Kalteng menggelar Workshop Penyusunan Peta Jalan Pembangunan Kependudukan Tahun 2025, Selasa (20/5/2025), sebagai langkah strategis menghadapi bonus demografi dan fenomena Ageing Population.
Workshop ini dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekeubang Yuas Elko, yang mewakili Plt. Sekda Kalteng Leonard S. Ampung. Dalam sambutannya, Yuas menekankan pentingnya kualitas penduduk usia produktif sebagai modal pembangunan.
“Potensi ini hanya dapat dimanfaatkan secara optimal apabila penduduk usia produktif memiliki akses yang memadai terhadap kesehatan, pendidikan, pelatihan keterampilan, dan lapangan kerja,” katanya.
Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa peningkatan jumlah lansia di Indonesia dapat menjadi tantangan besar jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang tepat.
Yuas menjelaskan bahwa Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) merupakan payung kebijakan yang wajib dimiliki setiap daerah berdasarkan Perpres Nomor 153 Tahun 2014 untuk menyelaraskan arah pembangunan sumber daya manusia.
GDPK sendiri akan dioperasionalkan melalui peta jalan lima tahunan yang menyusun rencana aksi teknis dan dapat diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD dan renstra.
“GDPK dinilai berpotensi menjadi landasan penanganan persoalan kependudukan yang sinergis, konvergen, dan berkesinambungan,” ujar Yuas.
Yuas menyebutkan bahwa Pemprov Kalteng mendukung penuh pengintegrasian program Bangga Kencana ke dalam dokumen perencanaan sebagai bentuk nyata pengarusutamaan isu kependudukan.
“Diharapkan melalui workshop ini, daerah memiliki kesamaan visi dan strategi untuk membangun peta jalan yang efektif dan operasional,” tandas Yuas. (Red/Adv)