PALANGKARAYA – Hingga pertengahan Oktober 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mencatat sedikitnya 150 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya. Kecamatan Jekan Raya menjadi lokasi dengan jumlah kasus terbanyak, mencapai 97 kejadian.
Manajer Pusdalops-PB BPBD Palangka Raya, Balap, mengatakan tingginya angka karhutla di Jekan Raya disebabkan luasnya wilayah serta banyaknya area kosong yang mudah terbakar, belum lama ini.
“Faktor utamanya karena cuaca panas dan hembusan angin kering. Lahan-lahan semak menjadi sangat mudah tersulut api,” jelasnya.
Wilayah lain yang juga terdampak di antaranya Sabangau dengan 29 kasus, Pahandut 10 kasus, dan Bukit Batu 4 kasus. Sementara itu, Rakumpit tercatat nihil kebakaran.
BPBD mencatat luas lahan yang terbakar sepanjang tahun ini mencapai 47,35 hektare.
“Personel kami bersama TNI, Polri, dan relawan terus bergerak melakukan pemadaman dan patroli pencegahan di titik-titik rawan,” ujar Balap.
Ia menyebutkan, curah hujan yang mulai meningkat tidak serta-merta menurunkan kesiapsiagaan. BPBD tetap menyiagakan armada dan peralatan darurat.
Selain itu, Balap juga mengapresiasi peran masyarakat yang aktif melapor melalui layanan Darurat 112 dan membantu pengawasan di lingkungan masing-masing.
“Sinergi ini penting agar kebakaran bisa dicegah sedini mungkin,” katanya.
“Mari kita jaga lingkungan dan hentikan kebiasaan membakar lahan. Pencegahan jauh lebih mudah daripada pemadaman,” tandas Balap. (Red/Adv)