PALANGKARAYA – Capaian indeks inovasi Kota Palangka Raya kembali menjadi sorotan dalam Rapat Koordinasi dan Bimtek Penginputan Inovasi 2025 yang digelar Pemerintah Kota. Komitmen untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan menjadi titik tekan dalam evaluasi.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, mengungkapkan bahwa selama empat tahun terakhir, Kota Palangka Raya berhasil mempertahankan predikat sebagai Kota Inovatif, meskipun dengan fluktuasi skor. “Skor kita naik-turun. Dari 30,37 di 2021, naik ke 53,19 di 2022, lalu turun ke 47,30 pada 2023, dan 50,21 di 2024,” ujarnya belum lama ini.
Ia menilai bahwa salah satu penyebabnya adalah belum maksimalnya kolaborasi antar perangkat daerah dalam menyusun dan merealisasikan inovasi yang berorientasi pada hasil.
Menurut Arbert, penting bagi setiap organisasi perangkat daerah untuk tidak hanya mengejar penginputan semata, melainkan fokus pada kualitas ide dan efektivitas pelaksanaan.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota akan terus memperkuat kebijakan internal untuk mendorong budaya inovasi yang menyeluruh dan tidak berhenti pada satuan kerja tertentu saja.
“Setiap inovasi harus menjawab kebutuhan masyarakat. Kalau tidak, maka nilai inovasinya akan hilang makna,” tegasnya.
Selain itu, bimtek yang digelar kali ini juga bertujuan untuk menyelaraskan metode penginputan serta menghindari kesalahan teknis yang berdampak pada skor indeks.
Diharapkan dengan pendekatan kolaboratif dan pembinaan berkelanjutan, indeks inovasi Kota Palangka Raya akan tumbuh lebih stabil dan progresif di tahun-tahun mendatang.
“Tidak ada hasil instan. Tapi kalau kita terus memperbaiki, hasilnya pasti akan mengikuti,” tandas Arbert. (Red/Adv)