PALANGKARAYA – Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya rupanya menyimpan ancaman serius terhadap iklim. Emisi gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca terbesar, demikian ditegaskan Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi.
Hal ini disampaikannya dalam Lokakarya Strategi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kota Palangka Raya Tahun 2025 yang digelar di ibu kota Kalimantan Tengah tersebut, Kamis (24/7/2025).
Menurut Budi, masyarakat cenderung belum memahami bahwa membuang sampah ke selokan, parit, atau halaman rumah bisa memperparah krisis iklim akibat emisi yang ditimbulkan selama proses pembusukan.
Ia mengungkapkan, gas metana yang muncul dari sampah organik yang membusuk dalam kondisi anaerob jauh lebih berbahaya bagi atmosfer daripada karbon dioksida yang selama ini lebih dikenal publik.
“Sampah yang terlihat sepele bisa menghasilkan gas metana dalam jumlah besar. Inilah yang memperparah pemanasan global secara diam-diam,” ujarnya.
Sebagai upaya mitigasi, BPBD menekankan pentingnya edukasi publik untuk mengubah perilaku membuang sampah, terutama dengan memperkenalkan metode pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Budi mengajak warga untuk mulai memilah sampah dari rumah, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, dan memanfaatkan limbah organik untuk kompos rumah tangga.
“Kebiasaan kecil itu punya dampak besar jika dilakukan bersama. Jangan pernah anggap enteng perilaku buang sampah,” tegasnya.
Ia juga mendorong partisipasi aktif dari komunitas, RT/RW, dan sekolah dalam menanamkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat.
“Kalau semua elemen terlibat, maka gerakan perubahan iklim ini bisa lebih masif dan terasa,” lanjutnya.
Penanganan perubahan iklim, menurutnya, tidak akan efektif jika hanya dibebankan kepada instansi tertentu, sebab dibutuhkan sinergi semua pihak untuk menahan laju kerusakan lingkungan.
“Mari kita mulai dari diri sendiri, dari rumah kita masing-masing. Sekecil apa pun kontribusi kita dalam menjaga lingkungan, itu akan berdampak besar bila dilakukan bersama-sama,” tandas Budi. (Red/Adv)