HEADLINEPEMKAB MURUNG RAYA

Adaro Minerals Indonesia Dorong Kesadaran Masyarakat Cegah Karhutla

34
×

Adaro Minerals Indonesia Dorong Kesadaran Masyarakat Cegah Karhutla

Sebarkan artikel ini
FOTO: Sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA).

MURUNG RAYA – Sebagai bentuk komitmen dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk melalui anak perusahaannya, PT Maruwai Coal dan PT Lahai Coal, terus mendukung program pemerintah dengan mengedukasi masyarakat. Salah satu upaya konkret dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA).

Menurut Nadine Claudia Elvira Suban, Land Management & Forestry Obligation Supervisor PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk, kegiatan ini bertujuan menanamkan kepedulian masyarakat terhadap pengendalian Karhutla yang diharapkan mampu memberikan dampak berkelanjutan.

Baca Juga  Asdy Narang Minta Pemprov Kalteng Prioritaskan Hilirisasi dan Transisi Energi Terbarukan

“Dengan terbentuknya MPA di desa binaan PT Adaro Minerals Indonesia, kami berharap masyarakat dapat menjadi garda terdepan dalam deteksi dini dan pencegahan Karhutla,” ujarnya, Jumat (20/12/2024) di Murung Raya.

FOTO: Sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA).

Ia pun menuturkan, dalam acara yang berlangsung pada 17-19 Desember 2024 di Desa Hingan Tokung, Kecamatan Barito Tuhup Raya, Kabupaten Murung Raya, selain sosialisasi juga dilaksanakan pelatihan langsung oleh instruktur dari BPBD Murung Raya dan Manggala Agni Daops Muara Teweh.

“Peserta diberikan materi sekaligus praktik pencegahan Karhutla, termasuk langkah mitigasi dan penyelamatan secara langsung di lapangan,” ujarnya lagi.

Baca Juga  Agustiar Sabran Tekankan Verifikasi Kartu Huma Betang Sejahtera

Adapun kelompok MPA ini dibentuk di delapan desa di Kecamatan Barito Tuhup Raya dengan jumlah peserta sebanyak 27 orang. Desa yang terlibat antara lain Tumbang Baloi, Tumbang Masalo, dan Hingan Tokung.

Dirinya pun menambahkan, pembentukan dan pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari peraturan pemerintah dan surat edaran Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

“Langkah ini menjadi komitmen perusahaan untuk terus bersinergi dengan masyarakat dan berbagai pihak terkait, menjaga lingkungan, serta memajukan kemandirian desa binaan,” tandas Nadine. (*)

Baca Juga  DPRD Kalteng Dorong Pembentukan WPR, Soroti Penggunaan Alat Berat dan Standar Keselamatan
+ posts