EKONOMI & BISNISHEADLINEPEMKOT PALANGKA RAYAPEMPROV KALIMANTAN TENGAH

Luas Panen Padi Kalimantan Tengah Turun 12,68 Persen Tahun Ini

17
×

Luas Panen Padi Kalimantan Tengah Turun 12,68 Persen Tahun Ini

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: Lahan Pertanian di Kapuas dan Pulang Pisau (net.)

PALANGKARAYA – Luas panen padi di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2025 diperkirakan hanya mencapai 96,94 ribu hektare, turun sebesar 14,07 ribu hektare atau 12,68 persen dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 111,02 ribu hektare.

Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, S.Si., M.E., menyebutkan bahwa tren penurunan ini sejalan dengan perubahan musim tanam dan faktor curah hujan yang memengaruhi siklus panen di sejumlah wilayah.

“Puncak panen padi tahun ini terjadi pada bulan Agustus, dengan luas panen mencapai 20,43 ribu hektare. Namun angka ini lebih rendah sekitar 18,32 persen dibandingkan puncak panen Agustus 2024,” jelas Agnes. (3/11/2025)

Baca Juga  Daging Ayam Ras dan SKM Dorong Kenaikan Inflasi Oktober di Kalteng

Ia menerangkan, sepanjang Januari–September 2025, realisasi panen padi mencapai 87,72 ribu hektare, sedangkan potensi panen Oktober–Desember hanya sekitar 9,22 ribu hektare.

Beberapa kabupaten mengalami penurunan luas panen cukup signifikan, seperti Kapuas yang turun 28,54 persen dan Pulang Pisau yang turun 18,43 persen. Namun, beberapa daerah justru mencatat peningkatan luas panen, seperti Seruyan yang naik 83,52 persen dan Kotawaringin Barat naik 44,29 persen.

“Penurunan luas panen ini menggambarkan tantangan adaptasi petani terhadap pola iklim. Namun, peningkatan di beberapa wilayah juga menunjukkan semangat petani dalam memanfaatkan lahan baru,” ujarnya.

Baca Juga  OJK Kalteng Ajak Pelajar Wujudkan Pasar Modal Berkelanjutan

Metode KSA yang digunakan BPS memungkinkan estimasi luas panen lebih akurat, karena didasarkan pada pengamatan visual langsung di lapangan melalui ribuan titik sampel tetap.

“Kami terus memantau 281.817 titik amatan setiap bulan. Dengan teknologi penginderaan jauh dan foto lapangan, hasilnya jauh lebih objektif,” tutur Agnes.

Ia menambahkan, data tersebut menjadi dasar penting dalam mendukung kebijakan pangan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

“Luas panen bukan sekadar angka, tapi cerminan kerja keras petani kita dan pentingnya dukungan kebijakan yang adaptif terhadap perubahan iklim,” tandas Agnes. (Red/Adv)

Baca Juga  Nilai Tukar Petani Kalteng Menguat, Daya Beli Meningkat di Oktober 2025
+ posts